Tentang Dokter Dan Hak-Hak Anda Pasien Bag 3

 Tentang Dokter Dan Hak-Hak Anda Pasien Bag 3
Saya seorang ibu dengan dua orang anak, putri dan putra. Saya punya pengalaman waktu hamil anak kedua. Pada waktu lahirnya putri pertama, saya memakai dokter A di sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Barat. Karena dari awal saya menggunakan jasa dokter A, pada kehamilan kedua saya pun memutuskan untuk memeriksakan kandungan ke dokter A tersebut.

Pada waktu itu, saya tidak mendapatkan haid selama dua bulan lebih dan datang ke dokter A. Pada saat di-USG dan diperiksa kandungan, dokter A tersebut mengatakan bahwa ternyata kehamilan saya di luar kandungan dan harus dikuret atau digugurkan pada minggu depannya. Saya amat terkejut mendengarnya dan karena penasaran, minggu depannya saya kembali ke rumah sakit tersebut, tetapi saya tidak datang ke dokter A (yang merupakan lulusan Jerman), tetapi saya pindah ke dokter B (lulusan dari Jepang).

Ternyata setelah memeriksa, dokter B terkejut karena melihat catatan histori kesehatan saya, yang ada keterangan dari dokter A bahwa saya harus digugurkan kandungannya (catatan: Karena saya sering berobat ke rumah sakit tersebut sejak anak pertama saya lahir, sekitar tahun 1995). Dokter B lalu mengatakan bahwa saya jangan menguret atau menggugurkan kandungan saya karena janinanya benar-benar ada dalam kandungan dan usia kandungan saya sudah masuk tiga bulan! Alangkah kagetnya saya mendengar penuturan dokter B itu, dan mengucap syukur pada Tuhan bahwa saya tidak jadi kembali ke dokter A.
Sekarang anak kedua saya itu telah berusia lima tahun dan sehat-sehat selalu. Sejak saat itu pula saya selalu meneliti atau mengecek ke dokter lain jika saya ragu terhadap diagnosisnya.